Kasus Cacingan Balita
22, Sep 2025
Kasus Cacingan Balita: IDAI Ingatkan Pentingnya Kesehatan Primer
0 0
Read Time:2 Minute, 4 Second

wartasehat.my.id – Kasus cacingan balita di Sukabumi (Raya, 4 tahun, meninggal Juli 2025) dan Bengkulu (Khaira, 1 tahun 8 bulan, cacing keluar mulut/hidung, September 2025) jadi peringatan lemahnya kesehatan primer. Ketua IDAI Piprim Basarah Yanuarso tekankan posyandu, puskesmas, kader untuk pendataan balita, vitamin A, obat cacing. Cacingan (ascariasis, cacing gelang) sebabkan gizi buruk, risiko kematian. Artikel ini bahas kasus cacingan balita IDAI ingatkan pentingnya kesehatan primer, penyebab, gejala, pencegahan, dan update 2025.

Kasus Cacingan Balita di Sukabumi dan Bengkulu

Kasus cacingan balita Sukabumi: Raya (4 tahun) meninggal 22 Juli 2025 akibat ascariasis (cacing gelang 1 kg). Sebagai contoh, ibu gangguan mental, ayah TB, tanpa BPJS. Selain itu, Bengkulu: Khaira (1 tahun 8 bulan) dirawat RSUD M Yunus, cacing keluar mulut/hidung, kakak 4 tahun serupa. Dengan demikian, gizi buruk dan hygiene buruk picu. Oleh karena itu, IDAI soroti. Akibatnya, investigasi Kemenkes lintas sektor.

Penyebab Cacingan pada Balita

Cacingan (ascariasis, cacing gelang Ascaris lumbricoides) dari telur cacing di tanah/kontaminasi makanan/air. Sebagai contoh, balita main tanah, makan tidak bersih. Selain itu, hygiene buruk, gizi kurang, imun lemah. Dengan demikian, 80% kasus usia sekolah (IDAI). Oleh karena itu, pendataan posyandu krusial. Akibatnya, pencegahan dini.

Gejala dan Dampak Cacingan Balita

Gejala: Perut kembung, mual, diare, muntah cacing, gizi kurang, berat badan turun, anemia. Sebagai contoh, Khaira gizi buruk, cacing bersarang paru. Selain itu, Raya kematian akut. Dengan demikian, kerugian gizi kalori/protein. Oleh karena itu, cek dokter jika gejala >1 minggu. Akibatnya, kematian dicegah.

Pentingnya Kesehatan Primer IDAI

Kesehatan primer (posyandu, puskesmas, kader) fondasi deteksi dini. Sebagai contoh, Piprim: “Pendataan balita cegah cacingan 1 kg.” Selain itu, POPM obat cacing, vitamin A. Dengan demikian, gizi terjaga. Oleh karena itu, perbaiki rumah warga (Baznas). Akibatnya, kasus turun 20%.

Pencegahan Cacingan Balita 2025

Pencegahan: PHBS (cuci tangan, masak matang), obat cacing 6 bulanan (gratis posyandu), gizi seimbang (ASI eksklusif 6 bulan). Sebagai contoh, bedah rumah Seluma. Selain itu, edukasi desa. Dengan demikian, infeksi turun 50%. Oleh karena itu, ikut Posyandu. Akibatnya, balita sehat.

Update Kesehatan Anak Indonesia 2025

Update 2025: Kemenkes investigasi Sukabumi/Bengkulu, program “Anak Sehat” skrining gizi (Rp 50.000/cek). Sebagai contoh, cacingan turun 15% (Kemenko PMK). Selain itu, app pendataan balita gratis. Dengan demikian, pencegahan efektif. Oleh karena itu, edukasi orang tua. Akibatnya, generasi unggul.

Kasus cacingan balita IDAI ingatkan pentingnya kesehatan primer. Posyandu deteksi dini, PHBS cegah. Oleh karena itu, mulai 2025. Sebagai contoh, obat cacing 6 bulanan. Selain itu, gizi ASI. Dengan demikian, anak sehat. Akhirnya, Indonesia bebas cacingan!

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Sorry, no related posts found.